Sepintas terlintas di pikiranku. Malas belajar untuk UTS keesokan hari, akhirnya kusambar binder dan pensil yang tergeletak di atas ranjang. Berpikir sejenak untuk mulai menggoreskan pensil di atas kertas kosong.
Di pojok kiri atas kutuliskan 'usulan buat Reptilia Komunitas'. Di sini aku yang hanya sebagai seorang mahasiswi biasa yang bisa dibilang suka binatang, dan kenapa tidak aku juga belajar mencintai sesuatu yang berbau reptil. Dengan ikut bergabung dalam suatu komunitas. Reptilia Komunitas.
Kenapa tidak dibuat acara ya yang bisa dibilang cukup 'besar'. Mungkin dengan diadakan di beberapa tempat. Dengan memamerkan koleksi-koleksi yang dimiliki oleh para anggota yang mungkin tidak harus reptil juga. Di beberapa tempat dan mungkin bisa berakhir di sekitar atau di dalam Kebun Binatang Surabaya (KBS), yang juga bisa meramaikan acara tersebut.
Seperti yang sedang marak atau sliweran diperbincangkan mengenai kasus-kasus yang memang merusak citra salah satu tempat wisata di Surabaya. Kita sudah kehilangan museum Mpu Tantular, apa kita harus kehilangan Kebun Binatang Surabaya?
Banyak orang yang mengeluhkan, menyayangkan akan matinya koleksi-koleksi binatang di dalamnya, akan tetapi belum ada yang bertindak untuk sekiranya mengusut dan meyikapi hal tersebut.
Memang kami bukan pengurus PemKot atau pegawai di dalam yayasan, sehingga kami tidak bisa seenaknya saja menjudge atau menuduh - menuding siapa dalang di belakang kasus-kasus yang kerap kali terjadi.
Nah, di sini kami tidak cuma ingin memamerkan apa yang komunitas kami punya. Mengenalkan, menghimbau pada masyarakat akan kepentingan melindungi binatang-binatang bahkan sampai yang langkah. Atau mungkin lebih-lebih kita juga dapat menyadarkan orang-orang yang bekerja di dalamnya bahwa kita memang sangat kehilangan, dan mereka segera memperbaiki cara kerjanya.
Sebenarnya, ditulis pada hari Minggu tanggal 30 Oktober 2011, di meja belajar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment