Friday, 21 October 2011

Bahaya Ponsel bagi Kesehatan

Bahaya Ponsel bagi Kesehatan
TELEPON seluler (ponsel) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gaya hidup modern. Anda mungkin juga selalu merasakan, kemana pun rasanya tidak lengkap tanpa ponsel. Bahkan banyak orang yang kelabakan  jika lupa membawa ponsel ke kantor.

Di satu sisi, ponsel memang sangat penting dalam mempermudah proses komunikasi. Tetapi, beberapa penelitian telah menunjukkan dampak negatif ponsel terhadap kesehatan.

Berikut beberapa diantaranya:

Mengurangi jumlah sperma

Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Cleveland, Mumbai dan New Orleans menemukan, semakin banyak waktu yang Anda habiskan dengan ponsel setiap harinya maka jumlah sperma akan semakin menurun.

Para peneliti memeriksa tingkat kesuburan dari 364 laki-laki. Partisipan ini dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah sperma. Kelompok pertama dengan jumlah sperma berada dalam rentangan normal, kelompok kedua mereka yang menggunakan ponsel lebih dari 4 jam sehari dengan produksi sperma rata-rata 66 juta per milimeter, dan kelompok ke-3 mereka yang tidak menggunakan ponsel sama sekali.

Studi yang dipresentasikan dalam annual convention of the American Society for Reproductive Medicine ini menemukan, Pengguna telepon seluler hanya mempunyai sperma "dengan bentuk normal" sebanyak 21%. Partisipan yang tidak menggunakan telepon seluler mempunyai jumlah sperma dengan bentuk normal yang jauh lebih banyak.

Memicu terjadinya tumor

Berdasarka studi-studi yang telah dilakukan, tumor cenderung terjadi di bagian kepala dimana pengguna biasanya memegang telepon seluler. Penelitian mengenai ini telah dilakukan di 13 negara termasuk Kanada, Israel, dan beberapa negara lain di Eropa. Penelitian mengaitkan hubungan anatara telepon seluler dengan beberapa jenis tumor seperti  glioma, kanker paratiroid, kanker kelenjar saliva di dekat telinga, dan akustik neuroma, jenis tumor yang terjadi dimana telinga bertemu dengan otak.

Berdasarakan temuan studi di Israel yang dipublikasikan di The American Journal of Epidemiology, pengguna berat telepon seluler mempunyai risiko 58% lebih besar mengalami tumor kelenjar paratiroid dibandingkan mereka yang tidak terlalu sering menggunakan telepon seluler. Selain itu, sebuah analisis di Swedia terhadap 16 studi yang dipublikasikan di the journal Occupational and Environmental Medicine menunjukkan, para pengguna berat telepon seluler akan mempunyai risiko ganda alami akustik neuroma dan glioma setelah 10 tahun.

Telepon seluler Anda merupakan pemancar gelombang mikro. Energi gelombang mikro gergetar jutaan hingga milyaran putaran per detiknya. Journal of Cellular Biochemistry melaporkan kalau frekuensi ini bisa menyebabkan kanker dan penyakit lain dengan cara mengganggu DNA dan sistem pernbaikannya. Gelombang mikro mempercepat penuaan sel. Hal ini telah dibuktikan oleh ilmuwan dari Italia. Berdasarkan hasil ujicoba mereka, radiasi telepon seluler membuat sel-sel kanker tumbuh secara agresif.

Hubungan antara paparan gelombang mikro dan kanker telah didokumentasikan selama bertahun-tahun. Penelitian yang dilakukan profesor Dr. Henry Lai dari Washington menunjukkan, sel-sel otak benar-benar dirusak oleh kadar gelombang mikro. Menurut dia, bahkan frekuensi gelombang radio yang kecil saja bisa berakumulasi dan menimbulkan dampak yang membahayakan. Dia menyarankan agar publik membatasi paparan wireless transmitter hingga ke batas minimal.

Berdasarkan penelitian baru-baru ini, seperti yang dikutip oleh quantumbalancing.com, gelombang mikro telepon seluler juga bisa menimbulkan:

  • Kerusakan sel-sel di telapak tangan
  • Menyebabkan sel-sel darah kebocoran hemoglobin
  • Menyebabkan kehilangan daya ingat dan kebingunan mental
  • Menyebabkan sakit kepala dan kelelahan kronis
  • Timbulkan sakit pada persendian, kejang otot
  • Menimbulkan rasa panas seperti terbakar dan bintik-bintik merah di kulit
  • Menghilangkan aktivitas elektrik otak pada saat tidur
  • Menimbulkan bunyi berdeting di telinga, serta merusak indera penciuman
  • Memicu terjadinya katarak, kerusakan retina dan kanker mata
  • Membuka pembatas darah otak terhadap virus dan racun
  • Mengurangi jumlah dan efisiensi sel darah putih
  • Menstimulus asma dengan memproduksi histamin di dalam sel-sel
  • Menimbulkan masalah pencernaan dan meningkatkan kadar kolesterol
  • Menimbulkan stres pada sistem endokrin, khususnya pankreas, tiroid, ovarium dan testis


Thanks for:
Penulis: Ikarowina Tarigan

No comments:

Post a Comment

x